PREVALENSI STUNTING BALITA DI MEDAN-INDONESIA AKIBAT DEFISIENSI ASUPAN ENERGI: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

  • Daud N
  • Sinarsih S
N/ACitations
Citations of this article
68Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Manifestasi dari defisiensi zinc adalah gangguan pertumbuhan linier pada balita yang ditunjukkan dengan status stunting. Survey nasional pada skala kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT), Pulau Lombok dan Pulau Jawa, dilaporkan bahwa prevalensi defisiensi zinc sekitar 6-39%. Pemilihan Kota Medan sebagai lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa prevalensi stunting di Kota Medan tercatat sekitar 17.4% yang menyumbangkan angka prevalensi stunting terbesar untuk Sumatera Utara. Jika hal ini tidak diperhatikan maka anak-anak yang stunting akan menderita gizi buruk sehingga mengakibatkan double burden masalah gizi. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui kekurangan asupan energi sebagai faktor risiko terjadinya stunting pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Teladan, Kota Medan. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional (potong lintang). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji hipotesis untuk dua proporsi (Lameshow et.al., 1997) diperoleh 43 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Asupan energi (kalori) yang rendah merupakan faktor risiko stunting pada balita di wiayah kerja puskesmas Teladan Kota Medan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Daud, N. F., & Sinarsih, S. (2018). PREVALENSI STUNTING BALITA DI MEDAN-INDONESIA AKIBAT DEFISIENSI ASUPAN ENERGI: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 5(1), 8. https://doi.org/10.29406/jkmk.v5i1.888

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free