House is one of the primary needs in society. Not only a living place, but a house is also a protection, gathering place, and investment. For low-income families, the gap between supply and demand for houses occur every year. It happens because of the low buying power or limited access to the house financing system. Therefore, through the banking industry, the government realizes the housing loan facility called the mortgage. There are 2 types of mortgages in Indonesia, i.e., subsidized mortgage and non-subsidized mortgage. The subsidized mortgage mainly targets Low-Income Families (LIF). The bank provides this type as the government program cooperating with the Ministry of Public Works and Public Housing to help finance subsidized houses in the form of loan or down payment facility. Meanwhile, the non-subsidized mortgage targets general society that fulfilled the mortgage requirements from the providing bank. PT Prima Graha Nusa Sempana currently plans to develop subsidized housing estate that targets factory workers. The land is located in Balaraja Sub-district, precisely at Saga Village, one of the industrial centers in Tangerang Regency. Before developing a 13.5 Ha land, an eligibility study is required. The study is conducted to discover the development eligibility and to count the profit and loss from the development. Besides that, an eligibility study is conducted to achieve a maximum result from the development. Keywords: feasibility study, property; subsidized housing AbstrakRumah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat, selain sebagai tempat tinggal rumah juga merupakan tempat berlindung dan sebagai tempat berkumpul sekaligus sebagai barang investasi. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah kesenjangan antara kebutuhan penyediaan rumah dari tahun ke tahun masih terus terjadi, hal itu dikarenakan masih rendahnya daya beli atau terbatasnya akses ke sistem pembiayaan rumah. Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan merealisasikan pemeberian kredit yang disebut dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Di Indonesia dikenal dengan 2 jenis KPR yaitu KPR subsidi dan KPR non subsidi. KPR subsidi umumnya ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). KPR jenis ini disediakan oleh bank sebagai bagian dari program pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu mendanai kepemilikan rumah masyarakat yang akan diberikan subsidi berupa keringanan kredit atau uang muka. Sedangkan KPR non subsidi diperuntukkan bagi masyarakat umum yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank penyedia KPR. PT. Prima Graha Nusa Sempana saat ini sedang merencanakan pembangunan perumahan bersubsidi dengan target pasar buruh pabrik, hal itu karena lahan tersebut berada di Kecamatan Balaraja tepatnya di Kelurahan Saga, dimana Balaraja merupakan salah satu pusat industri yang terdapat di Kabupaten Tangerang. Sebelum melakukan pengembangan pada lahan seluas 13.5 Ha, akan dilakukan terbelih dahulu studi kelayakan terhadap lahan tersebut. Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan tersebut dan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian pada pengembangan tersebut. Selain itu studi kelayakan dilakukan agar pengembang mendapatkan hasil yang maksimal tergadap pengembangan tersebut.
CITATION STYLE
Azaria, V. P., Bela, P. A., & Deliyanto, B. (2020). STUDI KELAYAKAN PERUMAHAN BERSUBSIDI PENUNJANG KAWASAN INDUSTRI (LOKASI : SAGA, BALARAJA, KABUPATEN TANGERANG). Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(2), 2589. https://doi.org/10.24912/stupa.v2i2.8871
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.