From Holy Fool to The Holy Christ: Menguak Makna Teologis Spiritualitas di Balik Lagu “Judas” oleh Lady Gaga

  • Danggalimu N
N/ACitations
Citations of this article
12Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstractThe emergence and development of Popular Culture tend to be misunderstood and disregard as a shallow culture. Due to its sensational and eccentric display, the product of Popular Culture is always considered wrong morality of what people believe as a high morality. The song, “Judas”, sung by Lady Gaga, is one of products of Popular Culture which now becomes controversy. The controversy, then, becomes wider because Gaga brings forward to show to the public Judas who in the Bible both Protestant and Catholic was the traitor and symbol of sins. The video clip of this song is also regarded as a harassment of Jesus in which full of expression of sex, violence, hedonism, and even vulgar. Now, the question is that is it true that the meaning of Judas shown by the lyrics is to blaspheme Christianity and to mislead people by using Judas as a shield? Then, what is truly the conception of sins in this song so that it becomes controversy? To find out the answer, in this paper, I will use semiotic analysis method. The method is to analyze to read the text from social perspective by using code or message (containing symbols and meaning) as the starting point, without ignoring the context and reader. Afterwards, the text of this song will be dialogued in Christi an theology, so it can be found like what the theological response to this song is. I also hope the result can show us that popular culture shown by popular music is not always shallow and vicious. However, there is ethical message and moral value which should be consideration or reflection of how the people undergo either their private live or their religion. AbstrakKemunculan dan perkembangan budaya populer di dunia cenderung disalahpahami, diabaikan bahkan dicemooh sebagai budaya yang dangkal dan murahan. Produk hiburan budaya populer sering kali disertai dengan penampilan yang sensasional dan eksentrik sehingga dianggap melenceng dari norma-norma atau moralitas hidup yang selama ini dijunjung tinggi nilainya. Lagu “Judas” yang dibawakan oleh Lady Gaga menjadi salah satu contoh produk budaya populer yang dianggap sensasional, eksentrik dan akhirnya menimbulkan kontroversi. Kontroversi tersebut semakin merebak karena Gaga menampilkan seorang tokoh Judas yang dalam Alkitab dan dalam ajaran agama baik Protestan maupun Katolik merupakan tokoh pengkhianat dan simbol dosa. Video klip dalam lagu Judas juga dinilai telah melecehkan Yesus bahkan saratdengan ungkapan seks, kekerasan dan hedonisme yang juga bebas dan vulgar. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah benar makna yang terkandung dalam lirik lagu Judas bertujuan untuk menghina agama Kristen dan bertujuan untuk menyesatkan manusia dengan menggunakan Judas sebagai tamengnya? Lalu apa sesungguhnya konsep dosa dalam lagu Judas yang sampai menimbul kontroversi di mata dunia? Untuk menemukan jawaban atas hal tersebut maka dalam tulisan ini penulis akan menggunakan metode analisis semiotika, yakni analisis yang berperan untuk membaca teks dari perspektif sosial dengan menggunakan kode dan pesan (yang mengadung simbol dan makna) sebagai titik berangkatnya, tanpa mengabaikan pengaruh konteks dan pembaca. Kemudian teks lagu Judas akan didialogkan dalam teologi Kristen sehingga dapat ditemukan seperti apa respon etis teologis atas kehadiran lagu Judas. Penulis berharap hasil yang ditemukan dapat menunjukkan bahwa budaya populer melalui musik pop ini tidak selalu menunjukkan kesesatan dan kedangkalan seperti yang dipahami kebanyakan orang, melainkan juga memuat pesan dan nilai-nilai moral etis yang seharusnya menjadi bahan perti mbangan atau refleksi manusia atas kehidupan pribadi dan agamanya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Danggalimu, N. U. K. (2021). From Holy Fool to The Holy Christ: Menguak Makna Teologis Spiritualitas di Balik Lagu “Judas” oleh Lady Gaga. Aradha: Journal of Divinity, Peace and Conflict Studies, 1(2), 125. https://doi.org/10.21460/aradha.2021.12.616

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free