PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP IDENTITAS DAN ISU POLITIK TOKOH PEREMPUAN DALAM PUTRI CINA

  • Nur Sakinah R
N/ACitations
Citations of this article
21Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas dua permasalahan tentang pandangan orientalis terhadap identitas dan isu politik yang terdapat pada novel Putri Cina karya Sindhunata. Karya ini memiliki kekuatan dalam mengungkap identitas dan isu politik. Hal ini dipengaruhi oleh tradisi dan posisi Putri Cina di tengah masyarakat Jawa dan Cina.  Penelitian ini berfokus pada kajian Postkolonial yang dikemukakan oleh Edward Said (1978). Hubungan kisah traumatik menjadi perempuan yang sama-sama mengalami kepedihan ini dianggap sebagai cara untuk memahami hal yang tidak dikenal dan dapat dikatakan sebagai sebuah proyeksi psikologis terhadap dunia eksternal. Dalam pendekatan ini peneliti akan menggunakan penelitian pendekatan kritik secara objektif. Itu berarti bahwa peneliti akan menekankan struktur karya sastra dalam pengembangan dunia pengarang, publik pembaca, dan situasi zaman yang melahirkan karya sastra tersebut. Dari hasil analisis ditemukan penilaian orientalis yang diperankan oleh tokoh perempuan pada novel Putri Cina karya Shindunata ini direpresentasikan dalam eksistensinya di tengah masyarakat Jawa dan Cina sebagai tokoh perempuan yang mencitrakan identitasnya dengan citra perempuan secara fisik, perilaku, psikis, dan sosial.   AbstractTwo subjects in this research were about the orientalist view of identity and political issue in Putri Cina novel of Sindhunata.  The power of this work was on revealing the identity and political issues, influenced by the hierarchy position of Chinese princess in the middle of Javanese and Chinese society.  This research focused on Postcolonial discussion by Edward Said (1978).  The traumatic relationship being the tragic women was considered as a way in understanding the unknown and can be said as a psychology reflection toward the external world.  The writer implemented critical approach objectively, means that the writer concerned on the structure of literary work in developing the world of authority, reader, and the situation of particular era.  The result found that the orientalist judgment of a woman character in Putri Cina of Shindunata represented her existences in the middle of Javanese and Chinese society as a woman who identified herself physically, attitude, and social.

Cite

CITATION STYLE

APA

Nur Sakinah, R. M. (2014). PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP IDENTITAS DAN ISU POLITIK TOKOH PEREMPUAN DALAM PUTRI CINA. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 6(2), 209. https://doi.org/10.30959/ptj.v6i2.195

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free