Proses pembuatan biodegradable dilakukan dengan mencampurkan limbah kedalam campurannatrium asetat dan larutan asam asetat. Selanjutnya dilakukan pemanasan untuk menghidrolisis,dikeringkan dan dihaluskan ukuran 200 µm. Hasil hidrolisis ditambah 100 ml aquades, 45 mlethanol 96%, dan gliserol 1,2 ml. Larutan dipanaskan pada suhu kurang dari 70oC danpengadukan kecepatan 60 rpm sampai mengental. Setelah mengental dicetak ketebalan 1 mm dandidinginkan pada suhu ruang. Perbandingan limbah yang digunakan yaitu ampas dan limbahcair adalah 100% : 0 % , 50% : 50% ,0% : 100% dan 50% : 50% ampas tapioka dengan patitapioka sebagai kontrol. Plastik yang dihasilkan diuji dengan uji mekanik berupa uji tarik dan ujielongasi, uji gugus fungsi dengan FTIR dan Uji Biodegradibilitas. Hasil pengujian plastik yangdihasilkan didapatkan hasil dengan kuat tarik 2,78 – 4,41 Mpa dan elongasi 8,27 – 14,27 %. Hasilpengujian FTIR pada semua sampel menunjukkan adanya gugus fungsi O-H,C-H,C=O,C-O,=C-Hsebagai gugus penanda telah terbentuk bioplastik. Limbah padat tapioka dengan campurantapioka ( kontrol) lebih cepat mengalami degradasi dengan persentase degradibilitas terbesaryaitu 29,99 % dibandingkan dengan bio plastik sampel 3, sampel 2 dan sampel 1
CITATION STYLE
Zaroh, P. F., & Widyastuti, S. (2019). PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAPIOKA SEBAGAI BAHAN BAKU PLASTIK MUDAH TERURAI (BIODEGRADABLE). WAHANA, 71(2), 15–22. https://doi.org/10.36456/wahana.v71i2.2098
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.