Peran Kebersyukuran terhadap Emosi Negatif pada Santriwati

  • Hyoscyamina D
  • Karim C
N/ACitations
Citations of this article
23Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Pesantren is a boarding school. Boarding school education has different challenges compared to non-boarding schools. Boarding schools are known to have stricter rules, and busier activities and students have to live far from their families. The various dynamics that occur in pesantren are prone to causing negative emotions, especially among female students or santriwati. Gratitude is one of the behaviors and attitudes of life taught in pesantren. This research aims to determine the relationship between gratitude and negative emotions (stress, anxiety, and depression) among santriwati. This study used a cross-sectional approach. Data collection was carried out using the Indonesian version of the gratitude scale (α: 0.838. n: 22) and DASS21 (α: 0.914. n: 21). The sampling technique used is simple random sampling. The total research subjects were n=143 female students. The results of data analysis using Spearman Rank show that gratitude has a significant negative relationship with stress (p=0.001; r=-0.286), anxiety (p=0.00; r=-0.332), and depression (p=0.00; r=-0.343). It can be concluded that gratitude is negatively correlated with negative emotions. Future researchers can conduct qualitative research to dig deeper into relationships with parents and anxiety because santriwati are still found to be at a severe level. Pesantren adalah salah satu bentuk pendidikan dengan konsep asrama atau boarding school. Pendidikan model asrama memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan sekolah non-asrama. Sekolah asrama diketahui memiliki aturan yang lebih ketat, kegiatan yang lebih padat hingga siswa harus tinggal jauh dari keluarga. Berbagai dinamika yang terjadi di pesantren rentan menimbulkan emosi negatif terlebih pada santri perempuan atau santriwati. Kebersyukuran menjadi salah satu perilaku dan sikap hidup yang diajarkan di pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan emosi negatif (stres, kecemasan dan depresi) pada santriwati. Metode kuantitatif dengan desain cross-sectional adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan dengan skala kebersyukuran (α: 0,838. n: 22) dan DASS21 (α: 0,914. n: 21) versi bahasa Indonesia. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Total subjek penelitian n=143 santri perempuan. Hasil analisis data dengan Spearman Rank menujukkan bahwa kebersyukuran memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan stres (p=0,001 ; r=-0.286), kecemasan (p=0,00 ; r=-0,332), dan Depresi (p=0,00 ; r=-0,343). Dapat disimpulkan kebersyukuran bekorelasi secara negatif dengan stres, kecemasan, dan depresi. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam berkaitan dengan relasi dengan orang tua dan kecemasan karena masih ditemukan santriwati yang berada pada level severe.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hyoscyamina, D. E., & Karim, C. H. A. (2023). Peran Kebersyukuran terhadap Emosi Negatif pada Santriwati. Jurnal Psikologi Perseptual, 8(2), 189–205. https://doi.org/10.24176/perseptual.v8i2.10525

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free