Rasionalitas menandai lahirnya sistem modernitas “padat” yang bercirikan progresivitas, kaku, sistematik dan rigid. Realitas ini membawa manusia pada pola pikir kalkulatif dan purifikatif. Namun, lahirnya modernitas padat sebagai suatu realitas justru melahirkan masalah kemanusiaan. Karena itulah, sebagai respon dari kegagalan era solid modernity, maka tercipta antitesa yang dinamakan modernitas “cair”. Metode penulisan dalam artikel ini menggunakan pendekatan kepustakaan, dengan membaca beragama literatur yang berkaitan dengan teori Zygmunt Bauman. Dalam artikel ini juga dilakukan kajian pustaka untuk melakukan analisis sekaligus komparasi terkait penelitian atau terminologi tertentu yang berkaitan dengan ide tulisan ini. Kelahiran modernitas “cair” justru melahirkan permasalahan baru, karena manusia yang sudah tidak lagi dikuasai oleh kekuatan negara, justru dikendalikan oleh soft power, inilah yang menyebabkan manusia era sekarang menjadi sulit mendefinisikan dirinya sendiri, serta terombang-ambing dalam realitas sosial yang semakin tidak pasti. Manusia dipaksa untuk berkompetisi dalam upaya memenangkan rekognisi sosial. era ini juga menandaan manusia yang dikendalikan oleh kekuatan “halus” atau soft power, yang mengonstruksi cara berpikir dan bertindak entitas korporeal saat ini. Kata kunci: modernitas “padat”, modernitas “cair”, soft power
CITATION STYLE
Nova, K. A. (2023). HOLOCAUST, RASIONALISASI, KONSEKUENSI MODERNITAS DAN KELAHIRAN MODERNITAS “CAIR” (MEMAHAMI TEORI LIQUID MODERNITY ZYGMUNT BAUMAN). Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 7(1), 58. https://doi.org/10.55115/gentahredaya.v7i1.2858
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.