Arsitektur dalam rangkaian sejarah acapkali dipergunakan sebagai instrumen untuk memperoleh legitimasi kekuatan, kekuasaan serta kejayaan. Diantara tokoh yang mengedepankan hubungan antara arsitektur dan negara yang merupakan ahli sejarah dari Maghrib yaitu Ibn Khaldun (1332-1406), ia menyatakan bahwa kota termasuk segenap bangunannya mencerminkan dinasti yang membangunnya.Perkembangan seni arsitektur islam pada awalnya hanya menyentuh tiga bidang, yaitu : bidang bangunan sipil (Imarah Madaniyah), bangunan agama (Imarah Diniyah), dan bangunan militer (Imarah Harbiyah). Perkembangan seni arsitekstur dinasti Safawi ditandai dengan pembangunan pusara Harun-I Vilayat, pembangunan kota Isfahan, Chehel Sotoun, penginapan Caravanserai, sekolah Charbagh. Pada masa dinasti Mughol, karya bidang arsitektur bangunan dapat dilihat dari Benteng Merah Agra, Taj Mahal, Makam Humayun, Buland Darwaza, Panch Mahal, Istana Jahangir (Jahangir Mahal), Istana Fatehpur Sikri, Makam Akbar, Jama Masjid dan Rambagh.
CITATION STYLE
Mar’ah, F., Mawardi, K., & Purnomo, A. (2021). Seni Arsitektur Dinasti Safawi dan Dinasti Mughal. Tsaqofah Dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan Dan Sejarah Islam, 6(1), 41. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v6i1.4450
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.