Radiasi foton dan elektron mempunyai energi transfer yang tinggi dalam materi biologi. Radiasi ini dapat menyebabkan kematian sel secara langsung mengenai unsur yang penting yaitu DNA yang terdapat pada inti sel, sehingga tidak tergantung dari radikal bebas dalam merusak DNA. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya peningkatan apoptosis diikuti dengan menurunnya sekresi saliva tikus setelah iradiasi foton dan elektron dengan dosis fraksinasi 10 Gy pada waktu pengamatan 24 jam setelah iradiasi berakhir. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris dengan menggunakan tikus rattus norvegicus galur wistar jantan sebagai hewan coba. Dua puluh satu ekor tikus (250-300 g) diiradiasi sinar foton dan elektron dengan dosis fraksinasi (10 Gy terbagi dalam 5 fraksi). Kelompok kontrol tidak diiradiasi. Sekresi saliva diambil sebelum dan sesudah radiasi. Pemeriksaan sel yang mengalami apoptosis diamati dengan metode TUNEL assay. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan dosis fraksinasi dapat menyebabkan perbedaan yang signifikan antara kontrol apoptosis dan kelompok perlakuan. Dari uji korelasi didapatkan adanya hubungan antara jumlah sel yang mengalami apoptosis dengan sekresi saliva sesudah iradiasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dibuktikan bahwa terjadi peningkatan apoptosis sel asinar kelenjar submandibularis dan penurunan sekresi saliva setelah iradiasi foton dan elektron dosis fraksinasi 10 Gy pada pengamatan 24 jam setelah iradiasi berakhir.
CITATION STYLE
. S., & Astuti, E. R. (2018). Apoptosis sel asinar kelenjar submandibularis tikus wistar jantan akibat radiasi ionisasi sinar foton dan elektron. Makassar Dental Journal, 1(2). https://doi.org/10.35856/mdj.v1i2.50
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.