EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA PENGISAP DAUN PADA KAPAS

  • INDRAYANI I
  • PRABOWO H
  • SUMARTINI S
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRAK Rekomendasi cara pengendalian hama pengisap daun, Amrasca biguttula (ISHIDA) pada  tanaman  kapas masih  mengandalkan penggunaan kombinasi varietas tahan dan perlakuan benih dengan insektisida kimia sistemik imidakloprid. Namun, tidak jarang petani melakukan penyemprotan insektisida kimia pada kanopi tanaman yang juga dapat membunuh serangga berguna, termasuk musuh alami. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keefektifan teknik pengendalian A. biguttula pada kapas menggunakan varietas dan insektisida. Penelitian dilakukan di KP Asembagus mulai Januari sampai dengan Nopember 2010. Perlakuan petak utama, yaitu teknik pengendalian: (1) perlakuan benih dengan imidakloprid (PB), (2) tanpa perlakuan benih maupun penyemprotan kanopi tanaman atau kontrol (TPB), (3) perlakuan benih + penyemprotan kanopi (PBS), dan (4) penyemprotan kanopi (S). Perlakuan anak petak adalah tiga galur/varietas kapas, yaitu: (1) galur 98050/9/2/4, (2) KI 645, dan (3) Kanesia 10. Pola tanam yang diterapkan adalah tumpangsari kapas dan kacang hijau yang ditanam di antara baris kapas. Setiap perlakuan disusun dalam rancangan petak terbagi dengan tiga kali ulangan. Ukuran anak petak adalah 10 m x 15 m. Pengamatan dilakukan terhadap (1) populasi nimfa A. biguttula dan predatornya, (2) frekuensi pencapaian populasi ambang ekonomi, (3) skor kerusakan tanaman kapas, (4) hasil kapas berbiji dan kacang hijau, dan (5) analisis ekonomi perlakuan. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  setiap  teknik pengendalian yang diuji berpengaruh terhadap perkembangan populasi A. biguttula dan predatornya. Rata-rata pencapaian populasi ambang ekonomi pada perlakuan benih (PB) dan kontrol lebih rendah (0,5–2 kali) dibandingkan dengan kombinasi perlakuan benih dan penyemprotan kanopi (PBS) serta penyemprotan kanopi saja (S) yang mencapai 3–4 kali. Pada galur/varietas kapas yang diuji, pencapaian populasi ambang ekonomi paling rendah terjadi pada galur 98050/9/2/4, diikuti oleh Kanesia 10 dan KI 645. Perlakuan benih saja (PB) selain menurunkan populasi A. biguttula dan tidak menurunkan populasi predator, juga lebih efisien dibanding perlakuan lainnya dengan nilai marginal rate of return 1,38 dan peningkatan bersih 14,3%. Makna dari hasil yang diperoleh adalah pengendalian A. biguttula pada kapas dengan cara menyemprot kanopi lebih baik dihindari apabila benih masih dapat diperlakukan, sedapat mungkin dikombinasikan dengan penggunaan varietas tahan/toleran. Kata kunci : Amrasca biguttula, imidakloprid, ambang ekonomi, galur/ varietas, kapas, predator, marginal rate of return (MRR) ABSTRACT Effectiveness and Efficiency of Different Control Techniques of Cotton Jassid, Amrasca biguttula Recommendation for controlling jassid (A. biguttula) of cotton still relies on the use of combination of resistant variety and seed treatment (imidachloprid). Farmers, however, often spray chemical insecticides over plant canopy that also kill beneficial insects, including natural enemies. This study was conducted at Asembagus Experimental Station from January to November 2010. The objective of the study was to find out the effectiveness and efficiency of control techniques against cotton jassid, A. biguttula. This field study consisted of two factors. First factor consisted of three different control techniques i.e. (1) seed treatment (PB), (2) without seed treatment and foliar application or control (TPB), (3) combination between seed treatment and foliar application (PBS), and (4) foliar application alone (S). Second factor consisted of three cotton varieties, e.g. 98050/9/2/4, KI 645, and Kanesia 10. Treatments were arranged in a split plot design with three replicates. Cotton intercropped with mung bean planted in between cotton rows. Population of A. biguttula and its predator, economic threshold achievement, score of plant injury, yields of cotton and mung bean were observed. Economic analysis of the treatments was evaluated at the end of the experiment. Results showed that each control techniques caused different effect on jassid and its predator development. The average of economic threshold achievement in seed treatment application (PB) and control (TPB) were lower (0.5-2.0 times) compared to combination between seed treatment and foliar sprayed (PBS), also only foliar sprayed (3-4 times). Averaged of economic threshold achievement on 98050/9/2/4 line was the lowest, followed by Kanesia 10 and KI 645. Application of seed treatment (PB) not only reduced jassid population but also less effective on predator population. It was more efficient than other treatments with marginal rate 1.38 and did increase net income by 14.3%. It means that foliar sprays to control A. biguttula on cotton should be ignored, if applying seed treatment and resistant/tolerant varieties. Key words: Amrasca biguttula, imidachloprid, economic threshold, cotton cultivar/variety, predator, marginal rate of return (MRR)

Cite

CITATION STYLE

APA

INDRAYANI, IGAA., PRABOWO, H., & SUMARTINI, S. (2020). EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA PENGISAP DAUN PADA KAPAS. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 18(2), 47. https://doi.org/10.21082/jlittri.v18n2.2012.47-53

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free