Contraceptive Prevalence Rate (CPR) atau tingkat prevalensi kontrasepsi merupakan indikator yang digunakan untuk melihat seberapa besar pemakaian kontrasepsi di suatu wilayah, sedangkan CPR modern merupakan indikator yang dikhususkan pada pemakaian kontrasepsi dengan cara modern. Dari tahun 2015 hingga 2017, angka CPR baik untuk semua metode maupun modern terus mengalami penurunan dan masih belum mencapai target dari BKKBN meskipun target CPR telah diturunkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat prevalensi kontrasepsi modern dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dimana model terbaik dipilih dengan metode best subset regression. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota tahun 2017, serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BKKBN 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa model terbaik yang terpilih adalah model dengan variabel bebas persentase penduduk miskin, umur kawin pertama dan pengetahuan pria kawin tentang kontrasepsi. Berdasarkan uji secara simultan diperoleh kesimpulan bahwa minimal terdapat satu variabel bebas yang signifikan terhadap tingkat prevalensi kontrasepsi modern. Sedangkan secara parsial hanya variabel umur kawin pertama dan pengetahuan pria kawin tentang kontrasepsi yang signifikan terhadap tingkat prevalensi kontrasepsi modern, dimana umur kawin pertama berpengaruh negatif dan pengetahuan pria kawin tentang kontrasepsi berpengaruh positif.
CITATION STYLE
Fayon, S. P., & Marsisno, W. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINGKAT PREVALENSI KONTRASEPSI MODERN DI INDONESIA TAHUN 2017. Seminar Nasional Official Statistics, 2020(1), 1214–1223. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2020i1.658
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.