Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan konstruksi jembatan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Bekantan (KKMB) Kota Tarakan dari pengaruh respon spektra gempa tahun 2021. Metode analisis menggunakan bantuan pemodelan software FEA yang dibuat pada 3 tahun kejadian, yaitu tahun 2009, 2021, dan 2030. Beberapa perubahan sifat material juga masuk dalam tahap pemodelan, seperti pertambahan nilai kuat tekan beton, perubahan dimensi tulangan besi, dan kejadian ekspansi beton akibat adanya fenomena korosi. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2030 kemungkinan akan terjadinya kegagalan elemen konstruksi jembatan pada kondisi Kuat I adalah sebesar 2,19% dengan tingkat kerusakan 100% pada pilar-pilar jembatan. Sedangkan pada kondisi getaran gempa maksimum yang dimodelkan, diperkirakan akan terjadi kegagalan dari elemen konstruksi sebesar 6,94% dengan tingkat kerusakan 100% pada pilar dan beberapa balok-balok jembatan. Saat ini, kondisi jembatan masih masuk dalam kategori aman berdasarkan pertimbangan struktur pada kondisi pembebanan tetap. Apabila pengaruh spektrum gempa terjadi, maka pada tahun 2021, diperkirakan jembatan akan mengalami kegagalan sebesar 5,03% dengan dominan kerusakan terjadi pada pilar-pilar jembatan. Rehabilitasi atau revitalisasi diperlukan untuk mengurangi dampak kerusakan yang terjadi.Kata kunci: FEA, jembatan, mangrove, korosi, hutan wisata
CITATION STYLE
Utomo, E., & Hutagamissufardal, H. (2021). Perilaku Konstruksi Jembatan Hutan Wisata Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Bekantan Kota Tarakan Tahun 2021. Buletin Profesi Insinyur, 4(2), 70–79. https://doi.org/10.20527/bpi.v4i2.99
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.